Powered By Blogger

Senin, 08 Agustus 2011

TUGAS AGAMA "DARMA GITA"


Darma gita
 Dharma Gita berasal dari kata dharma  yang artinya kebajikan, kesucian, kebenaran dan Gita artinya nyanyian.
Jadi ³Dharma Gita´ adalah nyanyian tentang kebenaran , kesucian, atau kerohanian yang dilantunkan dalam kegiatan upacara keagamaan. Tujuannya adalah dapat menumbuhkan rasa bhakti, menumbuhkan rasa ketulusan keheningan hati dalam memuja Ida Sangh yang Widhi. Fungsi Dharma Gita secara umum sebagai media untuk menumbuhkembangkan rasa keagamaan dalam pelaksanaan Dharma Agama.
Dalam Agama Hindu, rasa keagamaan ditumbuhkan dengan ramuan Rasa Guna Bhoga dan Rasa     Bhasa Basita yang diserapmelalui Panca Golaka yaitu lima kemampuan persepsi atau daya tangkap indrya dalam bentuk tan matra. 

Dalam Vrhaspatitattwa 33 disebutkan:

Ikang abda tanmãtra dadi talinga,
pinaka pangengö pakénanya,
ikang sparsatanmãtra dadikulit,
pinaka pangrasa panas tis pankénanya,
ikang rpatanmãtra dadi mata pinaka panonpakénannya,
ikang rasatanmãtra dadi hilat pinaka pangrasa pakénanya,
yan pamukti sadrasa,
ikang gandhatanmãtra dadi irung pinaka
pangambung gandhabo awangi pakénanya,
apan ikapinaka golakaning indriyeka sampun ingujar ngni.

 Kemudian yang mengikuti Panca Budhi Indria yaitu lima indriya penyedar (Srotendrya,Tuakindrya, Caksundrya, Jihwendrya, dan Granendrya). Dari rasa-rasa tersebut timbulnya rasa cinta kasih melalui tembang-tembang yang dilantunkan umumnya oleh orang tua kepada anak-anaknya yang diharapkan akan tumbuh menjadi anak yang ³SUPUTRA´.

 Berdasarkan harapan-harapan yang terkandung dalam tiga Adnyana Sakti yakni, Sang Hyang Gurureka, Sang HyangSaraswati, dan Sang Hyang Kawiswara. Dharma gita juga disampaikan dengan cara berjenjang oleh orangtua kita mulai dari yang ringan dan yang lucu, yang tak beraturan, anak anak yang baru mulai nyloteh mulai belajar berbicara,belum bisa merangkai kata-kata sampai dengan yang penuh dengan makna seperti Sekar Rare dan Sekar alit, Sekar madya, Sekar Agung, Palawakya dan Sloka dan Sruti.
Semua hal tersebut disampaikan dengan berjenjang/hirarki, yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan putra-putrinya. Seperti terlihat dalam beberapa contoh Sekar Rare berikut.

Ratu anom metangi me ilen ilen
Dong pirengan munyin sulinge ne di jabe
Enyen ento menyuling di jabe tengah
Gusti ngurah alit jambe pemecutan

        Dahulu tembang tersebut sering terdengar di telinga ketika orang tua pada jaman dulumembangun anak-anaknya. Tidak saja membangunkan akan tetapi ketika mereka menggendong dan sambil menyuapi anak-anaknya.
Seperti tembang di bawh ini:

Contoh 1 :
Cakup Cakup Balang
Luwung titi luwung pengancan
Empak empak kayu bunut
Tepen umah isangut
Tepen umah isanghyang«.dst

Gending tersebut sering dilantunkan ketika seorang anak mulai belajar merangkak, berdiri dan bahkan mulai belajar berjalan langkah demi langkah dan si anak mulai bisa merespon canda ria dari orang tua.

Contoh 2 :
Bebeke putih jambul
Mekeber ngaja kanginan
teked kaje kangin
ditu ye tuwun mekejang
briak briuk mesileman
kitak kituk mepangenan

Nyanyian tersebut sering terdengar di telinga kita ketika seorang ibu ingin memandikan jabangbayi sampai selesai dan anak-anak tersebut benar-benar bersih dan sudah berbaju. Nyanyiantersebut sudah mengandung nilai-nilai ajaran agama yang penuh dengan makna filosofinya

2 komentar:

  1. Bagus, poskan lebih banyak lagi bro... biar tidak hilang ditelan postingan orang lain yang tidak banyak guna bagi kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sorry baru baless'yy.. hehehe oke2 masih belajar nih :D

      Hapus